Actinobacillus Pleuropneumoniae ( APP) Pada Babi

Actinobacillus Pleuropneumoniae atau APP merupakan salah satu jenis bakteri gram negatif yang menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan babi. Pada suatu peternakan babi, APP dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas serta menyebabkan kerugian besar karena meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk menangani penyakit ini. 

Induk Babi (Sow) Menyusui Anaknya
Induk Babi (Sow) sedang Menyusui

Bakteri ini ditemukan pertama kali pada tahun 1957. Actinobacilus Pleuropneumoniae masih termasuk dalam famili pasteurellaceae, berbentuk batang, berukuran kecil, bersifat hemolitik, fakultatif anaerob, nonmotil dan tidak memiliki spora. APP terdiri atas 12 serotype yang bersifat pathogen dan non pathogen. Kejadian penyakit ini dapat disebabkan karena infeksi oleh satu jenis serotype atau gabungan dari beberapa jenis. Setiap negara memiliki virulensi yang berbeda untuk setiap serotypenya. Di Amerika, serotype 1,5 9 dan 12 sangat virulen dibandingkan dengan serotype 3 dan 6 yang memiliki tingkat virulensi sedang. APP juga bersifat dose dependent atau keparahannya tergantung dari dosis infeksi. Secara teoritis juga, dosis infeksi app meningkat secara logaritmik dengan umur babi pada lingkungan yang terinfeksi. 

APP dapat menyerang babi pada semua umur serta memiliki waktu inkubasi yang cukup singkat yaitu 12-36 jam. Pada sebuah peternakan dengan status positif APP, indukan (sow) dapat menjadi carrier (pembawa penyakit) tanpa tanda klinis. Indukan tersebut akan menularkan penyakit dan juga melepaskan antibodi via kolostrum. Antibodi ini akan melindungi anak babi (piglet) dari tanda klinis. Maternal antibodinya dapat hilang setelah ±4minggu dan titer antibodi tidak muncul lagi pada umur 9 minggu. Hal inilah yang menyebabkan kejadian APP paling sering terlihat pada umur 8-16 minggu. 

Penyakit ini dapat ditularkan melalui droplet, kontak langsung dan peralatan kandang. APP bersifat airborne hanya pada jarak 5-10 meter. Kontaminasi atau masuknya babi carrier juga merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit ini. Faktor predisposisi lainnya berupa kekurangan air, stres, perubahan nutrisi, kepadatan populasi serta suhu dan kelembaban yang rendah.

Bakteri ini menyerang tonsil dan sistem pernafasan bagian atas pada babi. Ketika terinfeksi, toxin akan menyebabkan kerusakan parah pada jaringan sehingga menyebabkan terjadinya perubahan berwarna biru-hitam yang menandakan nekrosis atau kematian jaringan pada bagian dorsal dari lobus caudal paru dan lesi tersebut merupakan karakteristik dari penyakit ini. 
Tanda Klinis

  • Nafsu makan menurun
  • Lemah
  • Penyakit ini dapat menyebabkan pneumonia hemoragi. Babi yang terinfeksi dapat menyebabkan kematian secara tiba-tiba dengan keluarnya busa berdarah dari hidung sesaat sebelum atau sesudah kematian. 
    Busa Berdarah dari higung setelah kematian, ciri khas APP Pada Babi
    Keluarnya Busa berdarah dari Hidung

  • Batuk pendek atau singkat juga terjadi pada babi terinfeksi dengan jumlah 1-3 kali dan berbeda dengan batuk panjang yang disebabkan oleh enzootic pneumonia. 
  • Tipe pernafasan yang dominan pada babi terinfeksi app adalah pernafasan abdominal dan juga berbeda dengan batuk yang disebabkan oleh enzootic pneumonia.
Diagnosa terhadap penyakit ini dapat dilihat dari tanda klinis yang muncul, melakukan pemeriksaan post mortem (nekropsi) pada babi mati. Pada pemeriksaan post mortem ditemukan area berwarna biru -hitam pada dorsal dari lobus kaudal paru-paru disertai dengan pleuritis. Namun ciri tersebut juga membingungkan dengan penyakit SIV (Swine Influensa Virus). Pemeriksaan serologis juga dapat dilakukan untuk melakukan identifikasi serotype yang berbeda. Selain itu, kultur bakteri juga dapat dilakukan terhadap bakteri ini. Kultur dapat dilakukan pada media khusus seperti chocolate agar, pleuropneumoniae-like agar (PPLO) dengan penambahan NAD atau goresan staphylococcus pada blood agar. Sampel yang digunakan untuk kultur dapat diambil dari organ paru terinfeksi, abses paru dan tonsil.

Beberapa cara mencegah Actinobacillus Pleuropneumoniae (APP) antara lain : 
  • Mencegah masuknya babi dari sumber yang berbeda
  • Jangan menggabungkan babi dari daerah + dan - APP
  • Menyediakan peralatan untuk visitor berupa : sepatu boot, topi, baju khusus dan pastikan peralatan tersebut digunakan.
  • Memastikan visitor tidak datang dari daerah positif APP
  • Karantina babi yang baru masuk minimal 3-6 minggu dan cek kesehatannya setiap hari
  • Desinfeksi menggunakan virkon
  • Pertimbangkan penggunaan profilaksis
  • Melakukan vaksinasi Enzootik pneumonia dan PRRS
  • Mencegah stres 


Posting Komentar untuk "Actinobacillus Pleuropneumoniae ( APP) Pada Babi"